Pages

Monday, October 10, 2016

[ 2016 | #48 ] : "THE IMMORTALS OF MELUHA"

Books “SIWA : KESATRIA WANGSA SURYA”
by Amish Tripathi
Penerbit Javanica (an imprint of PT Kaurama Buana Antara)
Alih Bahasa : Desak Nyoman Pusparini
Editor : Shalahuddin Gh
Proofreader : Jenny M. Indarto & I Wayan Sariana
Layout : deenand651
Desain Sampul : Imam Bucah
Cetakan I : Oktober 2016 ; 430 hlm ; ISBN 978-602-6799-15-9
Harga Normal : Rp. 88.000,-

Ia dikenal dengan nama ‘Siwa’ – pemuda yang mendapat tanggung jawab berat untuk memimpin Suku Guna, yang harus menjalani tantangan demi tantangan nyaris setiap hari hanya untuk bertahan hidup. Suku Guna hidup di kawasan pegunungan Tibet yang menyediakan alam liar dengan sedikit keuntungan yang bisa diraih, itu pun harus dipertahankan dengan nyawa karena adanya pihak lain yang juga mengincar wilayah pemukiman mereka. Hingga suatu hari datang rombongan asing, yang menawarkan sebuah janji akan kehidupan yang jauh lebih baik serta menjamin kelangsungan masa depan Suku Guna, jauh dari ancaman kematian yang saat ini harus mereka hadapi setiap saat. Singkat cerita, Siwa akhirnya menerima tawaran tersebut dan membawa rombongan Suku Guna untuk mengikuti rombongan tamu asing yang menyebut diri sebagai Kaum Meluha.


( edisi cover asli )
Kaum Meluha bukan saja menjalani kehidupan yang ‘tampak’ jauh lebih baik, bukan hanya fasilitas dan akomodasi yang sangat memadai, pemahaman serta pengetahuan yang lebih luas memungkinkan mereka memberikan bantuan dan perubahan besar bagi Suku Guna. Misi mereka untuk ‘membawa’ pihak asing di luar lingkup Meluha, agar bersedia bergabung dan menikmati banyak sekali keuntungan sebagai bagian dari Meluha, menunjukkan bahwa mereka memiliki jiwa sosial dan lapang hati demi menolong pihak-pihak yang membutuhkan ... setidaknya demikianlah pemikiran Siwa beserta rombongan suku Guna. Sebuah ‘insiden’ yang melibatkan ritual penggunaan ‘Somras’ sebagai bagian dari upaya ‘membersihkan diri’ bagi Meluha, ternyata membawa dampak perubahan besar bagi Suku Guna, terutama pada diri Siwa, karena lehernya berubah warna, memancarkan warna ‘nila’ ...

Syahdan sebuah kisah yang dipercaya sebagai ramalan besar, tentang datangnya ‘sosok asing’ yang akan membebaskan Wangsa Surya – keturunan raja-raja pengikut Dewa Surya yang kini sebagian besar menjadi Kaum Meluha, dari ancaman bahaya yang telah lama mengintai nasib dan kelangsungan masa depan mereka, sosok yang dikenal sebagai ‘Sang Nilakantha’ dengan tanda khusus lehernya ‘berwarna nila’ ... namun benarkah Siwa – pemuda dari suku asing yang terbilang cukup ‘barbar’ merupakan perwujudan ‘Dewa Penolong’ bagi Wangsa Surya beserta pengikutnya ? Ini adalah kisah tentang perjalanan Siwa dalam upaya mencari jawaban di balik serangkaian peristiwa aneh dalam pilihan kehidupan barunya, tanpa menyadari betapa besar dan berat tantangan sekaligus pengorbanan yang harus ia terima demi memenuhi takdir yang telah digariskan pada dirinya.

( edisi cover MF )
Ini adalah karya perdana Amish Tripathi sebagai penulis, dan sebagai pecinta kisah-kisah mitologi Hindu, bisa dipastikan latar belakang sekaligus karakter yang ia sajikan tidak lepas dari keberadaan hikayat yang sangat dikenal oleh masyarakat India, terutama bagi penganut agama Hindu. Walau cukup banyak karakteristik sosok ‘Siwa’ yang mengambil perwujudan Dewa Siwa, namun kisah ini sendiri bisa dikatakan hasil imajinasi penulis untuk menuangkan perjuangan pemuda bernama Siwa dalam menjawab ‘takdir’ sebagai bagian dari keyakinan sekaligus proses pengejawantahan tentang jati diri. Rangkaian penggalan narasi maupun dialog-dialog memuat latar belakang sejarah (atau mitos) menjamin pecinta fiksi sejarah seperti diriku larut dalam kisah ini.

Sayangnya, alur yang dibangun tidak senantiasa mulus, beberapa bagian berjalan cukup lambat bahkan tersendat-sendat, ibarat ‘menonton’ sajian film yang mengalami proses edit cukup kasar. Apakah ini dikarenakan kurang pengalaman dari sisi sang penulis, mengingat karya ini pun awalnya berhasil ‘diluncurkan’ kepada masyarakat melalui ‘self-publish’ akibat penolakan demi penolakan oleh penerbit-penerbit terkemuka. Di sisi lain, bisa terlihat adanya kualitas tersendiri yang menjamin setidaknya ‘rasa penasaran’ pada diri pembaca (setidaknya itu yang kurasakan) untuk menuntaskan kisah ini dan tentunya berlanjut pada buku-buku berikutnya. Terutama untuk mengetahui sejauh mana proses perkembangan karakter Siwa yang tidak terlalu memuaskan diriku dalam sajian buku pertama ini ... 

Ancient India's Map | Meluha
Buku pertama dari Trilogi Shiva ini sudah pernah kubaca sekitar 3 tahun lalu, kebetulan dari penerbit yang berbeda ( baca : The Immortals of Meluha ). Karena secara garis besar kisah ini telah kuketahui jujur diriku tidak berharap lebih dari sekedar ‘membaca-ulang’ untuk buku terbitan Javanica. Anehnya, sebuah pengalaman baru sekaligus beberapa pemahaman baru ‘muncul’ seiring proses membaca-ulang ini, yang membuatku lebih dari sekedar penasaran untuk mencari-tahu apakah ada perbedaan antara dua edisi terbitan ini. Ternyata memang ada ‘perbedaan-perbedaan’ antara keduanya. Yang paling terlihat adalah istilah-istilah maupun nama yang berbeda. Dari nama ‘Shiva’ berubah menjadi ‘Siwa’ ; julukan ‘Neelkanth’ menjadi ‘Nilakantha’ hingga istilah Dinasti Suryavanshi / Chandravanshi berubah menjadi ‘Wangsa Surya’ dan Wangsa Chandra’ atau sebutan ‘Shri Ram’ menjadi ‘Sri Rama’...

[ source ]
Walau bisa dikatakan memiliki makna yang serupa, kesan yang muncul cukup berbeda, karena ‘alih bahasa’ yang digunakan pada edisi Javanica menurutku jauh lebih dikenal dan memudahkan pemahaman pembaca untuk mendapatkan konsep keseluruhan kisah ini. Bisa jadi karena diriku terbiasa membaca mitos atau versi wayang purwa karya R.A. Kosasih – penulis kondang yang mampu ‘menyadur’ rangkaian mitologi Hindu dalam konsep ‘Jawa’ ... contoh utama penggunakan julukan ‘Shri Ram’ sama sekali tidak terlintas dalam benakku bahwa penulis merujuk pada mitos Sri Rama yang lebih dikenal. Bisa dikatakan versi terbitan Mizan Fantasi tidak (banyak) merubah istilah-istilah asing sepanjang kisah tersebut, menempatkan sajian kisah layaknya fantasi ala distopia, sebuah dunia imajinasi belaka.

Sedangkan versi Javanica, cukup berani melakukan ‘perubahan’ yang merujuk pada kebenaran fakta, atau setidaknya sejarah dan mitos yang lebih dikenal / diketahui penggemar sejarah. Tanpa merubah garis besar kisah ini, dua pengalaman yang berbeda membawa dua persepsi yang berbeda pula pada diriku. Hal ini mirip dengan pengalamanku membaca beberapa versi terjemahan buku kategori sastra / klasik, dimana ada perbedaan ‘persepsi’ yang ditangkap oleh sang penerjemah yang berdampak pada sajian versi terjemahan, yang pada akhirnya membawa pembaca pada pemahaman yang ‘berbeda’ dengan versi aslinya. Beberapa hal tidak terlalu berpengaruh besar, namun ada bagian-bagian yang sebenarnya cukup berbeda jauh, seperti istilah ‘rokok / tembakau’ yang dihisap oleh Shiva, disebut sebagai ‘ganja’ yang dihisap Siwa pada versi Javanica, menurutku lebih mendekati kebenaran mengingat keberadaan ‘candu’ lebih dulu masuk menilik latar belakang sejarah kisah tersebut. 

~ Shiva Trilogy Complete Set ~
Jika Anda sekedar penikmat bacaan yang mengandung unsur petualangan dengan bumbu mitos yang mampu menggugah rasa penasaran, terbitan terdahulu cukup memadai untuk menghibur, namun jika Anda termasuk pembaca yang gemar akan detil, keakuratan latar belakang dan sejarah dalam sebuah kisah, maka kusarankan untuk memilih edisi terbitan Javanica. Atau jika masih tidak puas, silahkan mencoba membaca versi bahasa Inggris supaya lebih ‘sreg’ untuk mendapatkan persepsi yang lebih akurat. Akan tetapi perlu kuingatkan terlebih dahulu, walau memiliki (beberapa) kesamaan, karakter Siwa dalam kisah ini bukanlah Dewa Siwa (Shiva) sebagaimana tertera dalam mitos, jadi jangan terlalu kecewa jika perkembangan karakter yang muncul dari imajinasi penulis, cukup jauh berbeda dari catatan sejarah – karena ini lebih merupakan kisah fantasi daripada fiksi sejarah (^_^)

Judul Asli : THE IMMORTALS OF MELUHA
[ book 1 of SHIVA Trilogy ]
Copyright © 2008 by Amish Tripathi
Rate : 3.5 of 5

Tentang Penulis :
AMISH TRIPATHI, lahir pada tanggal 18 Okotober 1974 di Mumbai, India. Alumnus Indian Institute of  Management di Calcutta ini menekuni pekerjaan sebagai konsultan keuangan selama hampir 14 tahun, ketika suatu saat beliau merasakan ada sesuatu yang ‘kurang’ dalam hidupnya. Sebagai penggemar kisah-kisah sejarah dan mitologi kuno, beliau berkeinginan menulis sebuah kisah seputar pengalaman spiritual antara ‘kebaikan’ dan ‘kejahatan’ (good vs evil), dan sebagai pengagum Dewa Shiwa, lahirlah novel pertamanya berjudul ‘The Immortals of Meluha’Saat novel ini selesai, beliau berusaha menawarkan ke beberapa penerbit yang hampir semuanya menolak untuk mencetak dan menerbitkan kisah ini. 

Hingga akhirnya agen bukunya memutuskan untuk menerbitkan buku tersebut melalui self-publishing. Rilis pada bulan Februari 2010, di luar dugaan mendapat tanggapan positif dari kalangan pembaca dan menduduki posisi bestseller dalam waktu seminggu. Kesuksesan buku pertama disusul dengan terbitnya buku kedua ‘The Secret of The Nagas’ pada tanggal 12 Agustus 2011. Buku ketiga ‘The Oath of The Vayuputras’ rilis pada tanggal 27 Februari 2013. Ketiga buku yang terangkum dalam Trilogi Shiva ini menduduki posisi Top Bestseller sebagai Buku Tercepat dalam penjualan sepanjang sejarah penerbitann buku di India, dengan pencapaian tidak kurang dari 1,7 juta kopi telah terjual. 

Majalah Forbes India bahkan memberikan posisi no. 85 dalam daftar 100 Celibrity di tahun 2012. Kesuksesan novel ini mengundang daya tarik berbagai pihak, diantaranya penerbit Jo Fletcher Books dari Inggris telah mengambil hak cetak untuk edisi cetak versi Inggris. Selain itu Dharma Production telah membeli hak cipta untuk pembuatan film adaptasi pada awal tahun 2012, dan kini tengah dibicarakan untuk pembuatan versi Internasional yang diwakili oleh pihak Creative Artists Agency, salah satu agen film terbesar di Hollywood.

[ more about the author & related works, just check at here : Amish Tripathi | on Goodreads | on Wikipedia | at Twitter ]

Best Regards,

@HobbyBuku 

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/