Translate

Monday, March 14, 2016

[ 2016 | Review #13 ] : "VAMPIRE ACADEMY"

Judul Asli : VAMPIRE ACADEMY
[ book 1 of VAMPIRE ACADEMY Series ]
Copyright © 2007 by Richelle Mead
Penerbit Matahati
Alih Bahasa : Harisa Permatasari
Editor : Nadya Andwiani
Proofreader : Mery Riansyah
Layout : MAB
Desain Cover : vbi_djenggotten
Cetakan I : April 2010 ; 416 hlm ; ISBN 978-602-8590-11-2
Harga Normal : Rp. 65.000,-
Rate : 4 of 5

Jauh sebelum Stephanie Meyer berhasil membuat heboh dunia dengan mengangkat kisah romansa antara Vampire dan Mortal melalui Twilight Saga, Richelle Mead berhasil menarik perhatian pembaca dengan serial Vampire Academy. Sebagai penggemar kisah (pure) fantasi, jujur serial ini lebih menarik karena latar belakang dan karakter yang terlibat, mengalami proses yang cukup kompleks serta membuat imajinasi penikmat fantasi melanglang buana menjelajahi aneka kemungkinan dunia-dunia lain, bukan sekedar permainan melodrama romansa belaka (yang memang merupakan daya tarik Twilight Saga). But enough for the comparisson, let’s start with ‘what’s the buzz’ about Vampire Academy ...


Dituturkan melalui sudut pandang karakter bernama Rosemarie ‘Rose’ Hathaway – keturunan dhampir yang ditakdirkan sebagai pendamping Vasilisa ‘Lissa’ Dragomir – yang sebatang kara akibat kematian merenggut kakak beserta kedua orang tuanya. Klan Dragomir adalah salah satu keturunan Moroi (bangsawan kuno vampire) yang memiliki pengaruh dan kekuasaan besar. Andre Dragomir – kakak Lissa, seharusnya menjadi pewaris keluarga sekaligus pemikul tanggung jawab untuk menjaga kelangsungan kaumnya, namun ia meninggal di usia sangat muda akibat kecelakaan fatal. Kedua orang tua Lissa juga meninggal dalam kecelakaan berbeda, yang nyaris membawa serta Lissa maupun Rose yang sama-sama berada dalam kendaraan.

Rose sendiri merupakan keturunan dhampir – hasil hubungan antara vampire dan manusia terpilih, yang kelak ditakdirkan untuk melayani keturunan vampire murni, diwajibkan untuk mematuhi segala perintah sang pemilik layaknya seorang budak. Namun hubungan antara Lissa dan Rose sangat berbeda. Semenjak awal mereka bersahabat karib dan menjalin hubungan dekat layaknya saudara kandung. Usai tragedi yang merenggut seluruh anggota keluarga Dragomir, dan mengalami peristiwa ‘nyaris tewas’, membuat kedekatan batin serta pikiran Rose terhadap Lissa jauh lebih erat dibandingkan sebelumnya. Rose mampu ‘merasakan’ hingga ‘melihat’ isi benak Lissa pada beberapa kesempatan, yang anehnya tidak berlaku untuk sebaliknya.

Karena ini pula Rose bersedia melakukan apa saja demi melindungi Lissa, walau tindakannya acapkali menimbulkan serangkaian masalah baru. Seperti saat ia membawa Lissa melarikan diri dari Sekolah Asrama Akademi St. Vladimir – tempat perlindungan bagi kaum elite Moroi dari musuh-musuhnya. Adapun musuh paling kuat sekaligus ditakuti, adalah kaum Strigoi – vampire yang sengaja ‘menghisap darah’ demi kesenangan dan melenyapkan nyawa makhluk hidup lain. Karena kaum Moroi sejati tidak pernah memaksa ‘korban’ untuk dihisap darahnya, apalagi sampai membuat mereka tewas. Tindakan mengambil nyawa makhluk lain secara sengaja, akan menghancurkan diri sendiri hingga kegilaan memenuhi benak dan jiwa mereka.

Pelarian Rose maupun Lissa hanya berlangsung beberapa saat, karena pengawal khusus yang dipanggil oleh Pangeran Victor Daskov – pelindung Vasilisa, berhasil menemukan dan memabwa mereka kembali ke St. Vladimir. Ternyata situasi yang terjadi di kalangan Moroi penuh dengan kekhawatiran akibat serangan-serangan kaum Strigoi yang semakin gencar. Korban berjatuhan, dan Lissa sebagai satu-satunya keturunan Dragomir yang masih hidup, harus tinggal dalam perlindungan penuh kaum Moroi. Rose yang memiliki jiwa pemberontak, kini bukan hanya harus berhadapan dengan otoritas dan kerabat keluarga Dragomir, tetapi juga sosok Dimitri Belikov – pengawal utama yang ditunjukkan untuk melindungi Lissa.

Demi mempertahankan statusnya sebagai pendamping Lissa, Rose harus bersedia menjalani serangkaian pelatihan khusus bersama Dimitri – garda yang terkenal atas keahliannya membasmi kaum Strigoi. Disibukkan dengan kegiatan yang padat dan melelahkan, Rose masih harus mencemaskan kondisi Lissa yang entah mengapa menjadi cukup dekat dengan Christian Ozera – salah satu keturunan Moroi yang dijauhi akibat sejarah keluarganya. Kedua orang tua Christian adalah sebagian dari kaum Moroi yang ‘menyeberang’ menjadi Strigoi, bahkan sempat hendak ‘merubah’ Christian yang masih kanak-kanak, jika saja bibinya tidak kebetulan ada untuk melindungi dirinya. Keluarga Dragomir yang terhormat, tidak layak berdekatan dengan keluarga Ozera.

Namun sebelum Rose sempat memikirkan langkah-langkah yang tepat untuk memisahkan Lissa dan Christian, musuh ternyata jauh lebih dekat daripada perkiraan siapa pun. Dan Lissa Dragomir yang memiliki kemampuan khusus – sesuatu yang sangat ia rahasiakan, ternyata merupakan target khusus yang telah dipersiapkan sekian lama demi rencana gila sosok di balik layar yang berhasil mengelabui semua pihak. Ketika kecurigaan akhirnya mulai muncul, semuanya terlambat, karena Lissa menghilang dan Rose benar-benar kesulitan melacak jejaknya, kecuali ia memasuki ‘benak’ Lissa, sesuatu yang seharusnya ia janjikan untuk tidak dilakukan atas permintaan Lissa ...

Sebagai sajian kisah yang sarat dengan romansa, anehnya diriku cukup menikmati tanpa mengalami ‘mual-mual’ ataupun ‘jengkel’ karena penulis berhasil memadukannya dengan fantasi supranatural yang penuh misteri. Simak saja hubungan unik yang terjalin antara Dimitri dan Rose, dua karakter yang bertolak-belakang plus selisih usia yang lumayan, But then again, who is not gonna fallin’ with Dimitri #smirk. Dan masih ada sosok Christian Ozera – si kambing hitam dalam keluarga maupun kaum Moroi, bisa disebut sebagai biang kerok yang anehnya ‘jatuh’ pada Lissa Dragomir – gadis yang dijadikan panutan bagi siapa saja.

Mudah terlihat sebenarnya antara Christian dan Rose memiliki kesamaan : susah diatur dan semaunya sendiri. Anehnya mereka justru saling membenci (pada awalnya) karena kedekatan antara Christian terhadap Lissa dikhawatirkan membawa pengaruh buruk pada sang putri teladan. Di sisi lain, Lissa dan Dimitri sangat sesuai, bagai belahan yang serupa secara penampilan maupun pola pikir. Tampaknya penulis sengaja ‘memutar-dadu’ hingga kedua pasangan yang saling berbeda justru berusaha untuk disatukan. Alhasil kisah ini penuh dengan konflik, masalah yang muncul silih berganti, dan dijamin sama sekali tidak sempat membuat bosan pembacanya (^_^)

[ more about this author & reletd works, just check at here : Richelle Mead | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | at Twitter ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...