Translate

Wednesday, December 2, 2015

Books "THE YOUNG ELITES"

Judul Asli : THE YOUNG ELITES
[ book 1 of THE YOUNG ELITES Series ]
by Marie Lu
Copyright © 2014 by Xiwei Lu
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Prisca Primasari
Editor : Dyah Agustine
Proofreader : Emi Kusmiati                                             
Desain sampul : Windu Tampan
Cetakan I : November 2015 ; 428 hlm ; ISBN 978-979-433-909-1
Harga Normal : Rp. 75.000,-
Rate : 3.5 of 5
Beberapa orang membenci kami, menganggap kami pelanggar hukum yang harus digantung.
Beberapa orang takut pada kami, menganggap kami iblis yang harus dibakar hidup-hidup.Beberapa orang memuja kami, menganggap kami anak-anak para dewa. Namun, semua orang mengenal kami – Para Elite Muda.
Aku berbeda. Bisa dikatakan aku cacat. Tertandai. Sesosok malfetto. Sebuah ‘julukan’ yang senantiasa membayangi hidupku. Yang berarti tidak diinginkan oleh siapa pun. Pembawa sial sekaligus ditakuti. Namaku Adelina Amouteru. Saat berusia 4 tahun, wabah berdarah melanda negeriku, menyebabkan kematian sekian banyak jiwa. Ibu, diriku serta Violetta, adikku yang baru berusia 2 tahun juga terkena. Ibu meninggal, sedangkan aku dan Violetta pulih. Namun anak-anak yang secara ajaib ‘selamat’ ternyata berubah menjadi ‘cacat’ dan sebagian memiliki kemampuan aneh nan mengerikan. Diriku juga berubah, anehnya Violetta sama sekali tidak terkena dampak buruk dari wabah itu. Penderitaan yang kualami dimulai semenjak saat itu, terutama karena ibu yang senantiasa menjadi pelindung telah tiada. Ayahku berubah menjadi sosok mengerikan dan keji hingga tega menyiksa anak-anaknya, terutama diriku – gadis malfetto.


Sepuluh tahun dalam penderitaan akhir mencapai puncaknya, tatkala tanpa sengaja diriku mendengar perbincangan ayahku dengan salah satu tamu asing. Demi mendapatkan sekantong emas, ayahku ‘menjual’ diriku kepada pria asing yang berniat menjadikan diriku sebagai simpanan. Rencana kabur ke kota lain nyaris gagal, ketika ayahku berhasil mengejar diriku sebelum sempat pergi lebih jauh. Dan saat itu sesuatu yang mengerikan terjadi. Demi membela diri dari deraan siksaan dan paksaan ayahku, kemarahan serta ketakutan membuatku ‘mengeluarkan’ sesuatu yang menakutkan, dan hal itu menyebabkan ayahku tewas. Aku-adalah-pembunuh-ayahku. Melarikan diri lebih jauh tampaknya merupakan satu-satunya jalan. Sungguh sial beberapa hari kemudian diriku tertangkap pasukan Inkuisitor – Pengawal Kerajaan yang bertugas menegakkan hukum serta keadilan, sekaligus membasmi para malfetto yang dianggap pemberontak.

Ditangkap, dijebloskan dalam tahanan, menanti hukuman. Ketika vonis dijatuhkan, hukuman bakar hidup-hidup di depan khalayak umum, saat diriku sudah merasakan berada di ambang pintu kematian, mendadak ada orang-orang yang datang menyelamatkan diriku, setidaknya demikian yang kulihat sebelum jatuh pingsan akibat rasa sakit nan mengerikan. Ketika diriku akhirnya sadar, seorang pemuda memperkenalkan diri sebagai Enzo – Sang Pencabut Nyawa, pemimpin Dagger Society yang merupakan bagian dari kelompok Elite Muda – kumpulan remaja malfetto yang berhasil lolos dari jeratan hukum Inkuisitor dan melakukan perlawanan terhadap pemerintah. Ia menawarkan perlindungan sebagai balasan agar diriku bersedia berlatih untuk bergabung dengan kelompoknya. Enzo yakin ada kemampuan luar biasa tersembunyi dalam diriku. Sesuatu yang sangat kuat sekaligus menakutkan bagai berlian yang belum diasah.

Bertahun-tahun hidup dalam penderitaan siksaan fisik maupun mental dari ayahku, membuatku tidak mudah menerima uluran orang asing. Namun seiring dengan proses waktu, diriku mulai membuka hati terhadap pihak lain, Enzo dan anggota Dagger Society. Ujian berat hingga pelatihan keras tiada henti harus kujalani. Semuanya demi membuktikan bahwa aku mampu dan layak menjadi bagian dari para Elite Muda. Ketika diriku akhirnya menyadari siapa sebenarnya sosok Enzo – Sang Pangeran Muda yang dikabarkan telah tiada, rencana untuk melawan pemerintahan terasa lebih jelas. Sayangnya sebelum diriku membuktikan kemampuan serta kesetiaan untuk menjadi bagian dari kelompok ini, musuh lama datang. Teren Santoro – Kepala Inkuisitor Kenettra, yang menyaksikan diriku terbakar hidup-hidup sebelum diriku diselamatkan. Kini ia datang untuk memberikan penawaran – demi keselamatan nyawa Violetta yang berada dalam tahanannya ...

Karya terbaru dari Marie Lu yang lebih dahulu dikenal melalui Legend Trilogy. Sedikit berbeda dengan Legend yang cukup menghentak semenjak buku pertama, The Young Elite mengangkat tema yang cukup marak seputar manusia-manusia dengan kemampuan khusus namun dianggap abnormal, cacat atau istilah dalam kisah ini : malfetto (terjemahan bebas Italia-Inggris = badly- made). . Kurang lebih mirip dengan tema Marvel’s  X-Men ciptaan Stan Lee, kisah tentang mutan vs manusia normal. Bahkan Taherah Mafi melalui “Shatter Me Trilogy”, Ransom Riggs yang dikenal dengan “Miss Peregrine’s Chronicles” atau James Patterson’s Maximum Ride, sedikit banyak juga mengangkat tema serupa. Lalu apa yang membuat kisah ini berbeda dengan kisah-kisah yang kusebutkan sebelumnya ? Jujur, saat ini diriku belum bisa memberikan apresiasi lebih mengingat perkembangan karakter serta alur kisah dalam buku pertama ini masih bisa dikatakan terasa ‘belum matang’ ...

Banyak hal serta detil yang belum jelas selain pergulatan batin yang dituturkan melalui sudut pandang sosok Adelina Amouteru. Namun ada catatan khusus dari penulis yang menyatakan bahwa ia ‘sengaja’ menulis kisah ini dari sudut pandang karakter non-heroic alias bukan sebagai pahlawan (heroine), dan hal ini menjelaskan mengapa perjalanan kehidupan Adelina mirip episode balas dendam karakter Count of Monter Cristo karya Alexander Dumas atau karakter ValJean dari Les Miserables karya Victor Hugo (juga merupakan salah satu sumber inspirasi penulis saat menulis Legend Trilogy). And again, hal ini tak bisa kunilai sebelum membaca keseluruhan kisah selengkapnya. Maka akan kunantikan kelanjutan kisah ini dengan pemikiran terbuka serta harapan semoga kisah-kisah selanjutnya bisa memenuhi ekspektasiku, bahkan melebihi Legend Trilogy  <(^_^)>  Can’t wait for the sequels !!!

About the Author :
Marie Lu is the art director at Online Alchemy, a video game company, and also owns the children’s brand Fuzz Academy. She was first inspired to write Legend while watching Les Miserables one afternoon, and wondered how the relationship between a famous criminal vs. a prodigious detective might translate into a more modern story. She graduated from the University of Southern California in 2006 and lives in Los Angeles, California.

[ more about this author & related works, just check at here : Marie Lu | on Goodreads | on Wikipedia | at Twitter | at Facebook ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...