Translate

Monday, September 21, 2015

Books "GLAZE"

Judul Asli : GLAZE
Copyright © by Kim Curran, May 2014
Cover design © by Regan Warner
Penerbit Metamind ( imprint of Penerbit Tiga Serangkai )
Alih Bahasa : Selviya Hanna
Editor : Fachmy Casofa
Proofreader : Hartanto
Layout : Diyantomo
Desain isi & sampul : Angga Indrawan  
Cetakan I : Juni 2015 ; 400 hlm ; ISBN 978-602-72510-8-3
Harga Normal : Rp. 59.000,-
Rate : 3.5 of 5

Petri Quinn, akan merayakan ulang tahunnya ke-16 dalam beberapa hari kedepan dengan memperoleh impian yang menjadi tanda bagi para remaja dan kaum dewasa, dengan bergabung bersama keluarga besar Glaze – dunia social network yang akan ditanam di otak melalui tehnologi canggih, hingga ia bisa bersenang-senang bersama teman-teman dan terutama para kaum populer dan beken. Namun sebelum hal itu terwujud, ia terlibat dalam aksi kerusuhan yang diikuti oleh hampir sebagian besar teman-temannya. Celakanya, hanya dia dan satu cowok populer, Ryan McManus yang ditahan dengan tuduhan melawan pihak keamanan, dan lebih celaka lagi tatkala hukum harus berhadapan dengan ibunya, Zizi Quinn – Direktur Kreatif WhiteInc, perusahaan pencipta Glaze.


[ source ]
Demi menghindari hukuman tahanan, maka Zizi menyetujui kesepakatan untuk ‘menahan’ pemasangan chip Glaze pada Petri selama 5 tahun. Petri sangat murka mendengar keputusan tersebut. Dunia dan masa depannya hancur, bagaimana mungkin ia menjalani kehidupan sehari-hari selama 5 tahun ke depan tanpa bisa menikmati dunia Glaze ? Dan bagaimana ia mampu berhadapan muka dengan teman-teman serta kenalannya, tatkala mereka mengetahui status Petri. Tepat di tengah amarah dan kekalutan tersebut, sebuah penawaran untuk berhubungan dengan kelompok dunia bawah tanah, yang bersedia melakukan tindakan ilegal, termasuk memasang chip bajakan dengan harga tertentu. Perjanjian dan operasi pun dilakukan, Petri akhirnya memperoleh keinginannya ... atau setidaknya demikian yang ia harapkan.

( see : Johnny Mnemonic )
Petri Quinn akhirnya bisa masuk dalam dunia Glaze. Namun dunia yang menjadi impiannya tersebut ternyata justru membawa kesengsaraan dan penderitaan alih-alih kesenangan sebagaimana yang dialami oleh teman-temannya. Petri mendapati ada sesuatu yang cukup aneh terjadi pada orang-orang yang terlanjur kecanduan Glaze. Peringatan Ethan Fisher – cowok tak dikenal yang menyelamatkan dirinya dari kejaran pasukan keamanan saat huru-hara, membuat Petri mulai bertanya-tanya apa gerangan yang terjadi pada dirinya. Di saat ia berusaha menemukan jawaban tersebut, serentetan peristiwa mengerikan terjadi. Glaze mengalami kerusakan dan menyebabkan jatuhnya korban satu demi satu, dari yang langsung tewas hingga menjadi gila dan hilang ingatan. Ketika mendapati teman-teman barunya dari dunia bawah tanah, tewas terbunuh secara brutal, Petri tahu ia harus menemukan Ethan, karena ibunya, Zizi turut menjadi korban.

Satu lagi kisah fantasi yang mengangkat tema distopia dengan seting futuristik, dimana dunia dikendalikan oleh tehnologi canggih dan kehidupan manusia bergantung ‘nyaris’ sepenuhnya pada sistem yang tak bisa dilepaskan begitu saja. Ini adalah kisah tentang dunia yang sama sekali berbeda, bisa jadi akan menjadi masa depan manusia secara nyata jika maraknya dunia gadget dan dunia ‘social networking’ menjadi rutinitas yang harus dijalani ... bagai candu yang tak mampu dilepaskan setelah ‘mencecap’ kenikmatan’ dunia yang tidak realistis. Sebagaimana digambarkan penderitaan yang dialami oleh Petri ketika ia mendapati dunia Glaze memenuhi benaknya selama 24 jam penuh, akses tinggi akan dunia informasi, apakah ia membutuhkan atau tidak, semuanya tercurah ke dalam benaknya ... jika tidak membuat seseorang menjadi gila, paling tidak insomnia berat pada awalnya.

[ source ]
Penulis juga menunjukkan kekuatan dunia tehnologi yang dimanipulasi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi. Ketika Glaze mampu menyediakan akses ke dalam benak ribuan otak manusia, sebuah program ‘cuci otak’ bisa dilakukan agar manusia-manusia yang tak saling mengenal ini, dikendalikan untuk menjalani kehidupan yang telah diprogram – tanpa mereka sadari. Kebebasan berekspresi hingga kemampuan untuk mengambil keputusan pribadi akhirnya lenyap, jiwa yang ada menjadi kosong tanpa ada campur tangan emosi yang mampu menimbulkan kericuhan. Kesannya, sebuah perdamaian dan ketenangan terjadi, karena manusia dikontrol untuk mengikuti rangkaian doktrin. Jika hal ini bisa dilakukan, apa yang menghalangi seseorang untuk melakukan kebalikan dari ketenangan dan perdamaian semu seperti itu ?

( Imagine when those 'pop-up' surrounding you appears in your head all the time 24-hours | source )
Tema kisah ini bukanlah ide baru dalam kisah-kisah distopia, namun penyajian melalui sarana dunia ‘social networking’ mampu menggelitik rasa penasaran demi menuntaskan kisah ini hingga akhir. Penanaman chip ke otak yang menjadi media serta sarana untuk memasuki dunia Glaze cukup mengerikan untuk dbayangkan, karena bisa jadi hal ini benar-benar terjadi entah suatu saat di masa depan. Kasus pemberontakan dan perburuan merupakan salah satu poin tambahan yang menambah rasa tegang dan seru sepanjang kisah ini. Jika ada yang sedikit kurang, menurutku pengembangan karakter-karakter kisah ini yang seharusnya menarik, namun tidak mampu menggugah emosi untuk terlibat lebih jauh. Kesan yang sangat kuat hingga menjelang akhir kisah, adalah kebrutalan dan aksi teror yang mewarnai keseluruhan kisah, yang justru menjadi kontradiksi karena pelaku atau dalang di balik layar memiliki tujuan menciptakan dunia perdamaian tanpa konflik. Ibarat sajian penuh ironi, kisah ini patut disimak dan cukup menarik untuk ditelaah, walau sayangnya berlangsung cukup pendek, di saat diriku ingin mendapatkan lebih ...

Tentang Penulis :
Kim Curran, penulis kelahiran Dublin, Irlandia ini dikenal sebagai penulis Young Adult untuk serial Shift, Control dan Delete, dan telah mendapat nominasi penghargaan. Ia mendalami filsafat dan kesusasteraan di kampus dengan tekad dibayar mahal untuk menggagas pemikiran-pemikiran mendalam. Meski keinginan itu tak kunjung terwujud, ia memperoleh pekerjaan sebagai copywriter junior di senuah agensi periklanan seminggu setelah lulus. Ia bekerja di bidang periklanan semenjak itu dan terobsesi dengan kekuatan media pada pikiran anak muda. Kini ia menjadi mentor di Ministry of Stories dan WoMentoring Project. Tinggal di London, Inggris bersama suami serta timbunan koleksi buku-bukunya.

[ more about the author & related works, just check at here : Kim Curran | on Goodreads | at Twitter | at Facebook ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...