Translate

Monday, March 19, 2012

Books "CITY OF THE BEASTS"


Books “ NEGERI YANG BUAS”
Judul Asli : CITY OF THE BEAST ( book 1 of City of The Beast Trilogy )
Copyright © 2002 by Isabel Allende
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Fanny Yuanita
Editor : Rini Nurul Badariah
Desain Cover by Gama Marhaendra
Cetakan I : Desember 2011 ; 352 hlm

Sinopsis :
Alex Cold – pemuda berusia lima belas tahun, suatu pagi  terbangun dari mimpi buruk tentang burung nasar raksasa yang menabrak jendela kaca rumahnya hingga pecah dan membawa pergi ibunya. Ia merasa suatu pertanda aneh membayangi keluarganya – sesuatu yang telah sekian lama menggerogoti kebahagiaan mereka. Ibunya – Lisa Cold, wanita yang cantik dan ceria, terserang penyakit kanker yang menyebabkan dirinya tak mampu beraktifitas seperti biasanya, hanya bergelung di kamar, lemas dan kesakitan. Sang ayah : John Cold berusaha sebisanya membagi waktu antara pekerjaannya sebagai dokter sekaligus merawat istrinya dan mengasuh ketiga anaknya, Alex, Andrea dan Nicole. 

source )
Kondisi Lisa semakin lama semakin memburuk sehingga ia membutuhkan ketenangan serta perawatan intensif, maka John Cold mengambil keputusan untuk mengirim anak-anaknya kepada nenek-nenek mereka. Andrea dan Nicole dititipkan kepada nenek Carla – ibu Lisa, sedangkan Alex akan berangkat ke Amazon bersama ibu John – nenek Kate, yang bekerja sebagai penulis di International Geography.

Alex menolak pergi dengan Kate, karena nenek mereka ini sangat eksentrik, sama sekali bukan tipe nenek lembut dan penyayang, ia keras dan tangguh, dan tindakannya seringkali menakutkan bagi menantu maupun cucu-cucunya. Tapi John tidak mau ada sanggahan apa pun dari anak-anaknya, rencana sudah dibuat, dan harus dilaksanakan. Maka dalam dua hari Alex berangkat meninggalkan kediamannya di pesisir pantai California, menuju kota besar New York – tempat tinggal nenek Kate.

Setibanya di bandara New York, Alex harus menunggu berjam-jam namun nenek Kate tidak tampak batang hidungnya. Ia telah mencoba menelepon rumahnya namun hanya berdering-dering tanpa ada yang mengangkat. Ketika ia akhirnya sampai pada batas kesabarannya, seorang gadis mendekatinya, menawarkan mengantarkan Alex ke tempat tujuan dengan naik bis. Gadis bernama Morgana itu sejak awal sudah menunjukkan hendak mencari gara-gara, bahkan menawarkan obat-obat terlarang kepadanya. Alex berusaha menghindar, namun pada akhirnya ia tertipu sehingga ransel yang berisi seluruh bawaannya beserta uangnya lenyap dicuri. Sendirian tak tahu tujuan, Alex berusaha menemukan alamat tempat tinggal neneknya di kota sebesar New York. Akhirnya setelah berjalan sekian lama, tengah malam buta yang dingin dengan salju mulai turun, sampailah Alex di depan rumahnya neneknya dengan selamat.

source )
Neneknya Kate ( yang tidak pernah mau dipanggil nenek ) menyambut kedatangannya dengan caranya yang khas, tanpa kelembutan hanya bicara blak-blakan seringkali menusuk tajam. Ia berusia 64 tahun, dengan tubuh kurus tapi berotot kuat, dengan rambut sangat pendek yang dipotongnya sendiri, suka berpakaian jenis sama yaitu celana baggy dengan jaket tanpa lengan dengan saku banyak guna mengantongi segala jenis benda yang dibutuhkan untuk menghadapi bencana.  Kate bukan orang yang suka memeluk sayang atau mengucapkan kata-kata kasih, bahkan ia sama sekali tidak suka bertele-tele. Maka untuk mempersiapkan keberangkatan Alex, ia memberikan buku panduan yang harus dibacanya sendiri serta perintah apa yang harus dibawa. Ia juga memberikan flute peninggalan Joseph Cold – kakek Alex, seorang pemain flute legendaris, sebagai pengganti flute Alex yang hilang dicuri beserta ranselnya.

Petualangan Kate dan Alex memasuki jantung hutan Amazon di perbatasan Brazil dan Venezuela segera dimulai. Setelah penerbangan berjam-jam akhirnya mereka tiba di Manaos – kota besar modern tempat pertemuan Sungai Amazon dan Sungai Rio Negro, di mana para anggota ekspedisi International Geographic berkumpul. Selain Alex dan Kate, yang ditunjuk sebagai penulis kisah ekspedisi mencari Makhluk Buas – makhluk raksasa yang mirip manusia primitif, ada juga Timothy Bruce – fotografer berkebangsaan Inggris dengan asistennya – Joel Gonzalez, serta pimpinan ekspedisi Profesor Ludovic Leblanc – seorang antropolog terkenal. Mereka harus meneruskan perjalanan dengan kapal pengangkut menyusuri Sungai Rio Negro yang panjang menuju Santa Maria de la Lluvia – tempat peradaban terakhir yang menjadi persinggahan mereka, di mana Cesar Santos, sang pemandu telah menanti.

source )
Setibanya rombongan, sebagian melepas lelah setelah perjalanan beberapa hari, sebagian dengan Cesar Santos mempersiapkan peralatan dan mempelajari rute guna perjalanan ekspedisi. Alex yang tidak terlibat, menghabiskan waktu mengamati serta berjalan-jalan di sekeliling perkampungan kecil itu, didampingi Nadia Santos – putri Cesar Santos yang berusia sekitar 12-13 tahun, gadis lincah dengan Boroba – monyet hitam kecil peliharaannya. Nadia fasih berbahasa Inggris juga lancar berkomunikasi dengan bangsa Indian serta Amazon di wilayah itu.  Selain itu gadis ini memiliki kemampuan melihat hal-hal yang tak terlihat. Suatu kali Alex diajak masuk ke dalam hutan, menemui Walimai – cenayang Indian, penyihir yang hebat. Beliau memberikan jimat kepada Nadia yang dapat ditiup saat ia dalam bahaya dan membutuhkan bantuan Walimai. Karena beliau mengatakan bahwa Alex dan Nadia adalah jiwa-jiwa murni yang dipanggil dalam pencarian Makhluk Buas.

Keberangkatan rombongan kecil ekspedisi tersebut berubah menjadi lebih banyak akibat beberapa peristiwa yang terjadi selama persinggahan mereka di Santa Maria de la Lluvia. Selain anggota tetap sebelumnya, ditambah Nadia Santos yang bersikeras untuk ikut, demikian juga Dr. Omayra Torres – dokter cantik yang berniat memberikan vaksinasi bagi suku Indian pedalaman, Kapten Ariosto – komandan barak local mengirimkan lima orang prajuritnya, Matuwe – pemandu berkebangsaan Indian yang dipekerjakan oleh Cesar Santos, serta Karakawe – orang Indian yang disewa sebagai asisten Ludoviv Leblanc.

source )
Selama perjalanan, Nadia  dan Alex saling mengawasi dan mengamati rekan seperjalanan mereka, terutama setelah mereka mendengar pembicaraan rahasia antara Kapten Ariosto dengan Mauro Carias – pengusaha kaya yang mendatangkan rombongan International Geographic untuk mencari Makhluk Buas. Pembicaran sepotong yang mengatakan adanya indikasi mereka menggunakan perjalanan ekspedisi untuk tujuan tidak baik … dan ada mata-mata yang dikirim sebagai anggota ekspedisi. Tanpa mengetahui siapa mata-mata itu, maka mereka harus mewaspadai siapa saja.

Dan bukan hal yang mudah, karena perjalanan mereka tidak selalu lancar, mulai gangguan cuaca buruk, musuh-musuh tak terlihat yang membidikkan panah beracun ke rombongan, hingga memakan korban jiwa. Hewan-hewan buas yang muncul tak terduga, Joel Gonzalez – asisten Timothy Bruce, nyaris tewas terbelit Anakonda, selamat tapi mengalami luka dalam sangat parah sehingga harus dikirim kembali ke peradaban modern agar dapat diselamatkan. Dan tentu saja keberadaan Makhluk Buas yang dicari-cari. Kengerian mulai mencekam rombongan karena mereka merasa ada yang senantiasa mengawasi namun tak terlihat wujudnya. Rombongan yang semula banyak, perlahan menyusut, ada yang tewas, ada yang terluka parah, ada yang menghilang tanpa jejak, kemudian ditemukan dalam kondis mengenaskan.

source )
Nadia yang memiliki jimat Walimai serta Alex yang selama perjalanan juga menerima penglihatan akan kekuatan totem-nya Jaguar, orang-orang yang mampu melihat keberadaan Manusia-Manusia Kabut – orang-orang Tidak Kasat Mata, suatu suku Indian terpencil dan paling misterius di Amazon. Dan karena hanya mereka yang bisa melihat, maka suatu hari tanpa terduga, Nadia dan Alex ‘diculik’ oleh Manusia-Manusia Kabut, menuju pemukiman mereka, jauh di pedalaman Amazon yang tak diketahui, memasuki hutan, mendaki puncak gunung yang curam, menerobos air terjun yang deras … semuanya karena Manusia-Manusia Kabut percaya bahwa kedua anak itu merupakan kunci dari misteri yang menyelubungi Amazon. Bahwa bahaya ancaman Rahakanariwa – roh burung kanibal yang muncul saat awal kematian dan kerusakan dimulai, hanya dapat ditanggulangi oleh kekuatan jiwa totem Alex “sang Jaguar” Cold dan Nadia “sang Elang” Santos ….

Kesan :
Terbiasa dengan sajian novel Isabel Allende yang penuh dengan kisah percampuran etnik budaya serta konflik pribadi, sungguh sangat menakjubkan kali ini beliau menambahkan unsur petualangan serta fantasi memanfaatkan legenda dan mitos kuno. Dengan tetap mempertahankan detil lokasi, penggambaran serta nuasa Amazon yang indah, primitif, berbahaya namun mengundang daya tarik, serta tokoh utama pasangan remaja yang digambarkan masih memiliki jiwa murni yang mampu melihat sesuatu yang tak dapat dilihat oleh orang dewasa …

source )
Pembaca akan dibawa memasuki dunia imajinasi serta menikmati keindahan alam liar Amazon, kuil-kuil kuno, kota legenda El Dorado yang konon terbentuk dari emas dan batu permata, makhluk-makhluk purbakala serta dongeng seperti naga, burung raksasa, manusia raksasa, serta dunia mistis dan sihir, dunia yang dipercaya tempat para dewa berada dan hanya makhluk pilihan yang bisa datang melihat langsung ...

source )
Dan menjelang ending, kisah perjuangan Alex dan Nadia dalam ujian membuktikan ‘kekuatan jiwa’ untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan namun harus pula dibayar dengan pengorbanan yang tidak kecil, sungguh sangat menyentuh karena pada akhirnya mereka memilih untuk kepentingan orang lain daripada keinginan pribadi mereka masing-masing. Alex memilih keselamatan ibunya – Linda, yang sekarat, dan Nadia memilih kepentingan suku Indian Amazon yang menjadi tanggung jawabnya.

Ini salah satu buku rekomendasi yang layak dibaca dan dikoleksi, hanya dalam semalam kuhabiskan membacanya karena tak bisa melepaskan diri dari rasa penasaran akan petualangan yang terjadi pada setiap halamannya. Dan sungguh tak sabar menantikan kelanjutan petualangan Alex dan Nadia di buku kedua “Kingdom of The Golden Dragon” (^_^)

source )
Tentang Penulis :
Isabel Allende lahir di Lima, Peru pada tahun 1942, dan tumbuh dewasa di Cil. Ia meninggalkan Cile setelah pamannya – Presiden Salvador Allende, dibunuh pada tahun 1974. Ia bekerja di Venezuela dari tahun 1975 sampai 1984, kemudian pindah ke Amerika. Kini ia tinggal di California bersama suaminya, Willie Gordon. Ia pernah bekerja sebagai pembawa acara televisi, jurnalis, penulis skenario, dan penulis buku anak-anak. 
source )
Buku dewasa pertamanya, The House of the Spirit yang mendapat sambutan hangat, diterbitkan di Barcelona, Spanyol tahun 1982 dan diterjemahkan ke dalam 27 bahasa, dan mendapat penghargaan Best Novel of the Year di Cile. Novel ini juga diadaptasi ke layar lebar dengan pemeran-pemeran watak seperti Jeremy Irons (Esteban Trueba), Meryl Streep (Clara Trueba), Winona Ryder (Blanca Trueba), Glen Close (Ferula Trueba), dan Antonio Banderas (Pedro Tercero Garcia). Sementara Daughter of Fortune yang merupakan hasil riset tujuh tahun, dijadikan buku pilihan Oprah’s Book Club pada Februari 2000. Kemudian kelanjutannya, buku kedua Potret of Sepia terbit pada tahun 2000. Diterbitkan tahun 2002, City of the Beasts merupakan novel Young Adult pertamanya. Novel yang berlatar belakang hutan Amazon ini adalah bagian pertama dari trilogi kisah petualangan.Menyusul judul kedua Kingdom of the Golden Dragon dengan seting pegunungan Himalaya, dan buku ketiga Forest of the Pygmies menggunakan nuansa eksotik Kenya, Afrika.  

source )
Isabel memiliki kebiasaan menulis yang sangat metodis, yang bagi beberapa orang mungkin terlihat merepotkan. Ia menulis di depan komputernya setiap hari dari pukul 09.00 sampai 19.000. ia duduk mengerjakan novel di sebuah tempat yang disebutnya sebagai “pondok kecil dekat taman”. Saat menulis ia lebih memilih keheningan daripada menyetel musik, dan rutinitasnya termasuk : “Aku selalu mulai menulis pada tanggal 8 Januari” karena tepat pada tanggal 8 Januari 1981 ketika di Venezuela, ia menerima kabar tentang kakek tercinta yang sedang sekarat. Ia mulai menulis surat kepada kakeknya semenjak itu hingga ia meninggal, dan surat-surat itu menjadi bahan pembuatan novel pertamanya “The House of the Spirit” , dan ia menganggap tanggal itu tanda keberuntungan. Jika ada yang bertanya bagaimana ia memulai bukunya, ia akan menjawab, “Dengan kalimat pertama yang datang dari rahimku, bukan benakku.”

Best Regards,
*HobbyBuku *

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...